Pak sutrisna, seorang renta di usia 75
hendak menyebrang jalan raya
memandang lalu lalang kendaraan-kendaraan beroda
dengan kecepatan tinggi kendaraan-kendaraan itu melintas didepannya
tiba-tiba datang seorang pemuda, wira namanya
dengan gagahnya tangan kanannya memegang tangan pak sutrisna
dan tangan kirinya mengacung ke atas meminta kendaraan berhenti sekarang juga
hingga berjalan menuju seberang jalan raya
"terima kasih anak muda" ucap tulus pak sutrisna
"sama-sama kakek "dengan senyum yang hangat wira menjawab ucapannya
negri ini negri yang kurindu
Dena, pelajar kelas dua sma
sedang naik kereta menuju rumahnya
tiba-tiba handphone jatuh dari sakunya
Dena pun tak sadar kejadian itu menimpanya
ratna, seorang ibu rumah tangga
melihat kejadian itu didepan matanya
handphone diambil dan dia berkata,
"nak, handphonenya jatuh tadi dari sakunya"
"Terima kasih bu" ucap dena dengan setulus hatinya
negri ini negri yang kurindu
Seorang office boy, mail biasa dipanggil
kali ini dia harus mengangkat dua box barang ke meja pak ragil
memang berat, sampai dia menggigil
satu box sekonyong-konyong diambil
oleh dua buah tangan yang ternyata tangan pak ragil
"tidak usah pak, biar saya saja pak" ucap mail
"tidak perlu sungkan mail" box kembali diambil
"terima kasih pak" senyum mail menghiasi bibirnya yang mungil
negri ini negri yang kurindu
johan baru saja membeli buku
dikeluarkan uang 20 ribu
sambil terucap " terima kasih, bu"
benar-benar negri ini negeri yang kurindu
franda baru saja keluar dari wc umum
disodorkan uang seribu kepada penjaga yang sedang minum
"terima kasih, pak" ucapnya dengan tersenyum
benar-benar negri yang kurindu
perasaan tegang menyelimuti rian
karena saat ini adalah ujian
seorang petugas meletakkan soal dan lembar jawaban
"terima kasih pak" ujar rian yang tak lupa berdoa dahulu kepada Tuhan
benar-benar negri yang kurindu
itu yang hilang dari negriku
negri yang kurindu
kini cerita itu hanya tertulis dalam cerita di buku
dan hanya menjadi dasar teori pelengkap ilmu
0 komentar:
Posting Komentar